Mengenai Saya

Foto saya
Aktif sebagai Mahasiswi Teknik Pertambangan USNRI 2009

Popular Entry

Kamis, 13 Juni 2013

Blasting Geometry

BLASTING GEOMETRY
a.    Burden (B)

     Burden adalah dimensi yang terpenting dalam menentukan keberhasilan suatu pekerjaan peledakan. Untuk menentukan besarnya burden perlu diketahui harga dari burden ratio. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan burden adalah :
1. Burden harus merupakan jarak dari muatan (charges) tegak lurus terhadap “free face” terdekat, dan arah dimana pemindahan akan terjadi.
2. Besarnya burden tergantung dari karekteristik batuan, karekteristik bahan peledak, dan lain sebagainya.
b.    Spacing (S)
Spacing adalah jarak antar lubang-lubang bor yang dirangkai dalam satu baris (row) dan diukur sejajar terhadap “pit wall”. Biasanya spacing tergantung pada burden, kedalaman lubang bor, letak primer, waktu tunda dan arah struktur bidang batuan.
     Untuk material (batuan) yang homogen  B = S, sedangkan untuk struktur batuan yang kompleks, misalnya orientasi joint sejajar dengan jenjang  maka burden dapat dirapatkan dan spasi dapat dijarangkan. Bila orientasi joint tegak lurus jenjang maka burden dapat dijarangkan dan spasi agak dirapatkan. Sedangkan untuk struktur batuan dengan orientasi kesegala arah /rock fracture.
c.    Stemming (T)
Stemming disebut juga collar, harga stemming ini sangat menentukan stress balance dalam lubang bor, fungsi lain adalah untuk mengurung gas yang timbul. Untuk mendapatkan stress balance maka harga stemming sama dengan burden.
Pada batuan kompak, jika perbandingan antara stemming dan burden kurang dari satu maka akan terjadi cratering atau back break, terutama pada collar priming. Biasanya harga standar tang dipakai adalah 0,70 dan ini sudah cukup untuk mengontrol air blast dan stress balance.
d.      Sub drilling (SD)
     Sub drilling adalah bagian dari kolom lubang ledak yang terletak dibagian dasar jenjang yang dimaksud untuk menghindari terjadinya toe pada lantai jenjang setelah peledakan.
e.     Tinggi jenjang (H)
     Kedalaman lubang bor tidak boleh lebih kecil daripada burden. Hal ini untuk menghindari terjadinya overbreaks atau cratering. Di samping itu letak primer menentukan juga kedalaman lubang bor.
H =  L – SD
Dimana    :           L         =          kedalaman lubang ledak
                                                SD       =          sub drilling
Blasting Geometry
 


























Tidak ada komentar:

Posting Komentar